Pages

Kamis, 17 Februari 2011

Posting Iseng

sebentar ini hanya testing untuk mencoba memposting dengen menggunakan read more semoga saja ini berhasil. wish it

Sabtu, 12 Februari 2011

Kemenangan Rakyat Mesir (Egypt)

Today is a great day, especially for egypt. Sejak aku bangun tidur. Adikku sudah teriak-teriak mengabarkan kalau Hoesni Mubarak ( the leader of egypt) telah mundur.

ya, Seorang pemimpin yang telah di demo oleh 3 juta rakyatnya telah mundur. Menyerahkan kedudukanya kepada militer.
Selama ini Hosni Mubarak telah menjabat sebagai presiden di mesir hampir 3o tahun. Dan selama itu pula dia dinilai telah melakukan banyak korup dan otoriter. Oleh karena itu sejak 25 Januari. Rakyat mesir mengadakan demo besar-besaran. Menuntut pengunduran diri oleh mubarak. Selama masa demo telah banyakmemakan korban. Baik itu material maupun korban jiwa. Hingga pemerintah Indonesiapun ikut memulangkan sejumlah WNI yang berada di Mesir. Karena ketakutan akan adanya korban yang jatuh.

Walaupun sudah di demo habis-habisan oleh People Power. Hoesni sempat bersikukuh untuk tidak mundur sampai masa rezimnya selesai. Namun pada akhirnya Hoesni Mubarak mundur juga. Setelah adanya pemberitahuan dari wakilnya, Omar Soleiman. Dan selama masa transisi, pemerintahan di pegang oleh militer.

Begitulah berita yang menjadi headline hampir semua media di Indonesia.

Kamis, 10 Februari 2011

Other Self Syndrome

Kalau bicara soal cantik , tentunya semua orang setuju kalau cantik itu relatif. Tapi ada beberapa orang yang memang masih berpikiran kalau cantik hanya diukur dari ukuran fisik semata.

Pernah ada seorang cewek yang tidak berhasil mendapatkan cowok idamanya. Dan bilang “Liat aja nanti, gua bakal pake kontak lens, rambut gua rebonding sama gigi gua pakein behel. Lu bakalan nyesel gag mau sama gua”.

Mendengar kalimat yang terlontar aku jadi mikir, kok bisa dia bilang gitu. Padahal secara fisik asli, dia udah cantik, lumayan putih, rambut juga gak keriting, gigi rata gak ada satupun gigi yang keluar sono sini dan dia termasuk diatas rata-rata secara fisik. Apa dia kira kalo cewek cantik ataupun menarik itu cuma cewek yang pake kontak lens, ngerebonding rambut ama pake behel buat magerin giginya???. Aduh kalau emang bener berpikiran kayak gitu dia bener-bener kasihan. Bukanya kasihan karena dia ditolak mentah-mentah sama tuh cowok -peduli amat dia mau ditolak ama tuh cowok-. Tapi aku merasa kasihan aja sama dia karena dengan segala daya upaya –hasyah, kayak nama bus ajah- menggono-mengginikan tubuhnya Cuma biar kelihatan lebih cantik. Dia sebenarnya tidak sadar kalau semua itu adalah bentuk ketidakPDan terhadap diri sendiri. Bisa dibilang itu merupakan salah satu ciri dari penyakit other self syndrome –penyakit buatan red-. Dan masalah yang satu inih banyak sekali melanda pada kaumnya ibu kartini. Makanya banyak banget salon yang dapet untung banyak dari penyakit yang satu inih. Ckckckck. Kasihan….. –untung aku gag termasuk-

Apalagi setelah aku denger-denger ternyata cowoknya gak suka sama si cewek bukan karena si cewek gag cantik tapi karena emang si cowok gag suka sama sikap cewek tadi yang kecentilan sono-sini. -mampus lu, jadi cewek jangan keganjenan hahha-

Sebenarnya buat nanganin penyakit other self syndrome ini gak susah-susah amat kok. Pasalnya tinggal motivasi aja sama diri sendiri. Ubah tuh arti cantik yang selama ini salah kaprah hanya diliat dari fisik sajah. Cantik yang sebenarnya kan cantik yang timbul dari inner beauty –ceille.. gaya banget-. Cantik yang keluar dari dalam diri. Sama sekali gak dibuat-buat dan gak ada hubunganya dengan merubah fisik. Apalagi merubah fisik kan sama aja gag mensyukuri nikmat yang udah dikasihin Tuhan –beh...sok ngajarin nih ceritanya-. Belum lagi masalah biayanya. Habis berapa juta jeng???? Gilak aja, pelajar tapi udah abis berjuta-juta Cuma buat sesuatu yang sama sekali gag penting.

“Loh itu kan uang kita-kita nape lu sewot?”
Bukanya sewot buuuuu…. Tapi yah kalo dipikir-pikir kan gag perlulah keluar masuk salon rutin cuma buat yang begituan –itu namanya pemborosan- apalagi yang belum bisa ngehasilin uang sendiri, masih nadah uang dari orang tua. Mendingan dibuat beli apa kek yang lebih berguna.

“itu juga berguna kan… la kan ngerawat diiri??”
Ngerawat diri kan gak usah yang mahal. Cukuplah mandi rutin, shampooan, kalopun mau krimbat yah seperlunya. Jadi kan gag terlalu banyak nguras duit. Tul gag???. Kalo masalah behel yah kalo emang gak ada masalah sama gigi, mending gak usah pake gituan, cumin buat gaya doing. Mubazir tau. Kalo mau tuh giginya direbonding dan rambutnya di behel in. kan gaya juga tuh…

“napa sih lu ceret banget, ngurusin orang??”
Gak maksud gitu… tapi aku cumin mau ngasih saran ajah. Kalo mau didenerin sama dilakuin yah sukur. Tapi kalo masih ngerasa itu bener, aku juga gak maksa kok.



Kecantikan itu relatif. Tergantung diri sendiri, gimana memaknainya.

Benang itu mencekikku!

Aku melihat diantara kami ada seutas benang yang saling mengikat

hingga kala terjatuh, kita tetap bersama

kemudian mencoba kembali memahami diri

namun yang terasa menjadi menguat

tapi ini bukan ikatan, ini penyiksaan

dimana penuntutan atas segalanya

menjadi hal utama, tanpa memikirkan kesakitan

kala ini aku tak bisa berkata

hanya hati yang meyakini

kita tak akan pernah terus begini

saling mengikat diri

ini adalah pemberontakan hati

tak akan lama lagi menyusupi

para diri yang diam membendung sakit ini

dan kini saatnya kuutarakan

bahwa benang ini mencekik nadi

Siapa Dirimu bukan Dirinya

Kau yang disana
Siapa dirinya
Buatku bertanya
Kesan pertama
Sungguh mempesona
Inginku mengenalnya

Di kepalaku ada cinta yang menggila
Sudikah kamu mengenalku
Mendekati aku


Lagu Gita Gutawa featuring Maia membuka pagiku dan Risna, teman sekamarku di kos. Seperti biasa bangun pagi kita mempunyai ritual rutin buat membentuk mood yaitu mendengarkan musik sambil nyanyi-nyanyi kayak di karaoke tapi bedanya kita ndengerin hanya lewat speaker handphone. Bahkan kalau kami lagi dalam taraf kegilaan yang menjadi-jadi kami bisa joget-joget dangdut diiringi lagu pop. Tapi buat kami kebiasaan yang sangat aneh ini malah jadi obat buat menghadapi hari yang melelahkan.

Aku yang mulai terbawa arus melody Gita Gutawa mulai menyanyi-nyanyi ria mengikuti lirik. Sedangkan Risna yang masih asik bergelut dengan setrikaanya, hawanya malas untuk menemaniku karaokean. Yah, aku cuek aja melanjutkan kesibukanku itu sendiri. Sampe tiba-tiba Risna menyela nyanyianku.

Risna: “heh bukan dirinyatapi dirimu tau!”
Aku:” ……….” ;masih gak ngeh maksudnya apa?;
Risna: “Kau yang disana siapa dirimu bukan Dirinya” ;menjelaskan, sepertinya dia tahu ketidakngehanku;
Aku: “gak yo, siapa dirinya. Aku denger tadi.”
Risna: “aku dengernya siapa dirimu. Bukan dirinya.” ;kekeh dengen pendiriannya;
Aku: “loh tapi setahuku siapa dirinya.” ;aku gak mau kalah, aku denger sendiri sih;
Risna; “yah gak mungkin, logikanya kan kau yang disana mestinya habis itusiapa dirimu bukan dirinya.
Aku : “ya gak kau yang disana siapa dirinya toh, gimana sih?” ;aku yang gak begitu yakin, mulai agak ciut;
Aku: “oke, taruhan yoh. Dirinya ato dirimu.
Risna: “boleh.”
Aku: “yang kalah nyium lantai.” ;aku dan Risna melihat lantai kamar yang agak kotor karena belum disapu;
Risna: “okeh.” ;hahahah siapakah yang akan mendapatkan ciuman dari lantai??;
Aku: “mending kita liat di internet ajah.”

aku mulai membuka opera miniku di handphone lalu serching di GOOGLE. Dan akhirnya tampil diatas layarku lirik yang berjudul Mau Tapi Mau. Aku mulai membacakan bait pertama.
Kau yang disana
Ku lanjutkan dengan bait kedua.
Siapa dirinya
Nah loh, dirinya kan. Nyahok lu Ris. Cium tuh lantai.

Aku: “tuh kan Ris dirinya kan. Gak percaya sih kamu. Sekarangg saatnya cium lantai duluh.”
Risna : “masak dirinya?? salah tuh internetnya” ;ngeles,takut nyium lantai kan?;
Aku: “wuh yah gak lah. Ya uda aku cari dari blog laen nih.”

Dan hasilnya masih sama
Aku: “udah emang liriknya gitu. Mau dicari dari mana ajah yah sama kale.”
Risna : “nih ya adanya siapa disana kan ya dirimu, itu kan orang kedua. Kalau dirinya kan orang ketiga. Mau Tanya sama Pak Teguh apa?”
Aku : “boleh.”
Risna: “…… “
Aku: “atau mau vote anak-anak ajah nanti disekolah. Tapi hukumanya cium lantai sekolah.”
Risna: “gak maulah. Mau membunuh karakterku apa? Gilak. “
Aku: “ah wagu… “

Aku dan Risna pun ketawa cekikian. Melihat tingkah kami tadi yang emang bisa dibilang sangat-Sangat-sangat kurang kerjaan itu. Walaupun hukuman mencium lantai itu belum terlaksana karena alasan Risna yang bermacam-macam mulai lantainya belum bersihlah, mau dipel dulu lah. Tapi jangan harap Ris, kau terlepas dari jeratan hukumanmu itu. Besuk akan ku tagih.
Hahahhahahahhah…. Bersiaplah mencium lantai kos ris.

siapa dirimu apa siapa dirinya?????????

Rabu, 09 Februari 2011

Tanyamu itu benar

Kala itu kau bertanya

apakah aku bahagia?

Sungguh,aku tak bisa menjawabnya

entah bahagia, entah tidak

dan entahlah

aku merasa senyumku sudah lebar

tapi tidak bagimu

aku yakin binar cita di mataku

kau bilang bukan itu

aku sering melonjak kegirangan

kau tak merasakan

aku sering keasikan sendirian

kau tahu aku kesepian

dan aku sadar

pertanyaanmu benar

apa aku bahagia?

Walau aku tak menjawabnya

namun kau mengerti semua

Musikalisasi Puisi : Belum kembali

Mata tak bisa terbuka melihat indahnya sang senja

berdiri disini mematung waktu tak dapat ku pergi

hati terluka belum kembali

desau angin malam ini

menambah sakitnya

memedihkan lara

Pengganggu

Bodoh sekali

segitu mudahkan membuat pikiran terpenuhi kata-kata

mengisyaratkan

begitu mudahnya terjamahnya hati oleh perasaan penggangu

lalu

meluangkan waktu

menuangkan dalam kertas

sebagai ungkapan kasar

atas segala pengganggu

manusia tidak peduli

bukan berarti tak punya hati

untuk merasakan gerogotan yang mengganggu

aku sungguh benci

kepekaan manusia dalam merasa

terkadang menggangguku

Kenapa aku bisa terdampar disitu lagi

[aku bingung ketika aku tak mau lagi kembali. Tapi kaki selalu tak sengaja menjejak.]

berhari-hari aku berlari

namun masih saja kembali

di ruang penyiksaan yang berlebihan

kenapa sampai aku kemari

padahal bumi sudah kuputari

tapi tempat ini lagi dan lagi

bukan aku benci

hanya merasa sakit disini

kenapa harus aku kembali disini lagi

Different way to love her

Haha aneh sekali. Aku bisa tersesat di account facebook. Padahal sesarusnya aku berada di fanfic card captor sakura. Ya sudahlah, lagipula ini tulisan pertamaku buat sakura.

Disclaimer: sepenuhnya sakura kinomoto, li syaoran, touya, tomoyo, dan kero adalah milik CLAMP. Tapi " different way to love her" belong to avkha olifia [baca:me, sama saja]

touya POV
"monster, sarapanya sudah siap. Cepatlah turun", teriakku dari bawah tangga sambil mendongakkan kepala ke atas. Berusaha melihat kamarnya.
"iya! Sebentar lagi aku turun",sahutan suara dari atas. Dan akupun menganggukkan kepala dan berjalan menuju meja makan.

Disana seorang pria memakai kacamata tengah duduk sambil membaca koran.

"ohaiyo otosaan.", sapaku sambil mendudukkan tubuhku disampingnya.

"ohaiyo toya. Sakura mana?"

"belum selesai berkemas. Sepertinya dia semakin centil saja. Apa mungkin pengaruh dari anak berambut coklat itu?", aku mendengus kesal. Selalu begitu setiap kali aku mempergoki mereka berdua rasanya membuatku jengkel saja. anehnya aku tidak tau kenapa. Apalagi akhir-akhir ini aku lihat sakura sudah mulai berdandan dan memakai minyak wangi saat berpergian. Itu yang membuatku bingung. Padahal setahuku sakura tidak begitu suka dengan wangi-wangian. Itu semua berubah semenjak ada anak laki-laki pindahan dari Hongkong bernama li syaoran.

mungkin aku mencemaskan keberadaan adikku satu-satunya saat bersama syaoran. Maklum anak abg jaman sekarang susah sekali dikontrolnya. Juga kebiasaan mereka yang sering kali jalan berdua. Kencankah? Sepertinya begitu tapi setelah aku pastikaan dengan yang bersangkutan-sakura. Dia hanya menggeleng. Pertanda kesimpulanku salah. Dan mereka hanyalah sebatas teman. Tapi tetap saja aku harus mengawasi gerak-gerik mereka. Siapa tahu, mereka khilaf. Bisa gawat kan.

Ah. Kenapa bisa berpikiran kemana-mana.

Ayah hanya tersenyum mendengar pertanyaanku dan kemudian menggelengkan kepala.

***

sore yang melelahkan. Setelah seharian bekerja rasanya otot-otot mulai menegang. Sepertinya enak juga, sampai dirumah langsung berendam air panas. Apalagi di permulaan musim dingin seperti ini.

Kakiku terus saja melangkah. Walaupun santai tapi lumayan cepat juga. Terkadang diselingi tendangan kebeberapa kerikil yang lumayan besar.

Plak.plak. Plaakk.

Aku terhenti. Melihat seorang gadis berdiri tepat di depan rumah. Dan seorang pemuda yang masih memegang tangan gadis itu. Mereka bertatapan. Lalu. .

"sakura-chan!", reflek aku memanggil namanya dengan setengah teriak.

"oo..on.oni?",sakura kaget dengan keberadaanku. "sudah pulang?"

aku hanya diam. Kemudian jalan mendekati sakura dan menarik tanganya. Membawanya masuk rumah.

Sakura memberontak. Mencoba melepaskan tanganya dari genggamanku. Dan baru pasrah setelah berada didalam rumah.

Aku melepaskan tanganya.

Wajahnya menampakan kekesalanya karena tingkahku. Matanya berkaca. Mungkin karena membendung tangis.

Sakura diam sejenak dengan memandangiku. Lebih tepatnya mempelototiku. Dan dia lari menaiki tangga menuju kamarnya.

***

makan malam yang berlangsung terasa sepi. Hanya ada aku dan sakura. Ayah kebetulan baru ada tugas keluar kota.

Tetapi kami hanya saling diam. Fokus dengan makanan yang kita makan. Tak ada sedikitpun pembicaraan. Mungkin sakura masih marah. Terlihat dari guratan-guratan otot di lehernya.

Selesai makan. Sakura langsung bangkit dari duduk dan membereskan sisa makanan yang ada. Kemudian langsung ke kamar.

Hah. . Akupun juga masuk kekamar. Disana aku merebahkan diri di kasur.

Aku sebenarnya merasa bersalah terhadap sakura. Tidak seharusnya aku menyeretnya masuk rumah. Tapi apa daya, aku sedang jengkel melihat mereka berdua begitu. Walaupun itu masih dalam batas kewajaran.

Tidak, aku benar. Bukankah mereka hanya berteman. Dan itu bukan cara berteman yang baik.

Kenapa juga sakura mau digandeng dengan si rambut coklat itu. Biasanya saja, kalau mau aku gandeng. Dia lebih banyak menolak.

Bodoh, kenapa aku jadi iri begini sama syaoran. Apa mungkin aku cemburu dengan kedekatan mereka yang cukup mengurangi intensitas ketemuanku dengan sakura. Setiap mereka berkencan.

Dueer.duerr.duerr

suara petir yang membuyarkanku dari lamunan. Ternyata diluar sudah hujan deras. Biasanya, saat seperti i-ini.

Aku berlari menaiki tangga menuju kamar sakura. Dengan nafas sedikit terengah-engah, aku membuka pintu kamar sakura.

Diatas kasur, tidak ada. Di mana sakura?

"sakura-chan?",teriakku.

Tiba-tiba kursi belajar bergeser sedikit.

Kemudian dengan cepat aku menjauhkan kursi dari mejanya. Dan. .

Aku menemukan gadis kecil meringkuk dibawah meja. Dengan memeluk lututnya. Dia menangis ketakutan.

"sakura?",aku lalu merengkuhnya dalam pelukan. Diapun menangis sejadi-jadinya.

Syukurlah kau tak apa-apa.

***

aku melihat sakura tertidur pulas dalam pelukanku.

Dasar kau monster keras kepala tapi penakut.

THE END

Jumat, 04 Februari 2011

Rindu Tak Lagi Sama

Sesaat setelah merasa untuk sekedar menengok kebelakang

meramu kembali jejak yang sudah mulai hilang

dengan sedikit kilas memori

dengan mudahnya ku temukan

hamparan masa suka duka

yang sudah aku titih dahulu

mulai perlahan aku meraba

satu persatu bagian

merasakan dalamnya kaki yang terpijakan

hingga ada kerinduan mengerayangi

kerinduan yang tak lagi sama

kerinduan ini bukan milikku lagi

kerinduan yang seharusnya pergi

kerinduan ini tidak lagi terasa nyaman

dan kemanakah akan ku buang?

Untuk sekarang ini, aku biarkan

rindu ini menguap bersama udara malam

*malam kelam*