Pages

Kamis, 10 Oktober 2013

None

Inilah termpat akhir untuk disinggahi tanpa harus berpikir panjang. Aku sungguh tidak tahu kemana lagi harus menumpahkan segala rasa yang silih berganti tanpa henti. Senang, sedih, kecewa, malu, sampai rindu. Aku merasa tak pernah benar-benar menceritakan semua kisahku kepada seseorang (entahlah, mungkin kecuali dia). Karena dunia ini terlalu banyak abu-abunya.Ya, kita kan tidak tahu siapapun yang dihadapan kita. Sepercaya apapun kan kita juga tidak boleh bodoh untuk percaya buta, ya toh? Apalagi cerita tentang segalanya. Tidak ada yang menjamin semuanya akan tersimpan, atau barangkali ceritamu itu yang nantinya akan membunuhmu sendiri mengalahkan ganasnya pedang. 

Aku tak pernah meragukan pertemenanan atau sejenisnya, bukan. Bahkan aku bisa saja lebih sayang ke temanku daripada yang lain tapi tentunya dengan caraku. Aku setidaknya tahu porsinya yang mana yang bisa diceritakan ke teman mana yang tidak. Khusus buatku sendiri, aku hanya memberi sedikit sekali cerita tentang diriku. Karena mungkin aku sejatinya cenderung ke introvert. Jadinya semuanya aku pendam. Masalaha datang, dihadapi, dipikirkan jalan keluarnya. Maih susah? paling mentok tanya bapak ibu. Ndak perlu ribet. Kalau olif ribet berarti olif lagi cari perhatian.

Kamis, 12 September 2013

Lagi-lagi bersua rindu

Kenapa kau selalu datang wahai rindu? Disaat malam dengan gelapnya dihujani cahaya bulan, di malam seterang ini. Kau datang dengan membawa tanda tanya. Sedang apakah kau di sana? Kenapa tidak mengirimiku ucapan selamat malam seperti biasanya. Adakah sesuatu? atau adakah yang salah denganku? Kurasa bukan aku, pikirku. Mungkin saja kau tertidur setelah sibukmu itu. 

Namun tauhkah kau, aku di sini seperti hujan bulan Juni yang merahasiakan rintik rindunya kepada pohon berbuah itu. Tapi begitulah hujan bulan Juni, dia selalu menyimpannya atau sekedar menyelipkan perasaan di sela membaca kembali pesan lama. Hingga semua diselesaikannya dengan tidur.

Karena rasa yang membuncah itu tak akan pernah sampai dengan tepat. Kalaupun dia kirimkan berjuta kata rindu pada kekasihnya. Tak akan pernah bisa membuat kekasihnya mengerti. Karena ini rindu. Hujan bulan Juni-pun hanya bisa menghapuskan jejak-jejak keraguan dihatinya tentang kekasihnya. 

Begitulah hujan tak pernah lelah untuk membiaskan yang tak terucapkan. Seperti lagu lama, yang hanya bisa berkata, "Kalau kau ingin tahu bagaimana rasa ini, belahlah dadaku." Disanalah ada banyak gumpalan-gumpalan rindu yang menyatu. Bisa saja meledak sewaktu-waktu hanya tinggal menunggu waktu. Berupa tangis, marah, ataupun manja. 


Karena itu kalau aku bilang rindu ya rindu, tanpa kurang ataupun lebih. 

Kamis, 05 September 2013

Jealousy

Entahlah mungkin ini yang  kau rasakan ketika berada posisi yang sama denganku sekarang. 


Tetapi tetap saja aku yang ingin cepat selesai dan kamu yang selalu menenangkan diri dulu untuk menyelesaikannya membuat kita terpaut jauh. Akhirnya aku yang diam atau kamu yang meladeniku untuk bertengkar. Dan kemudian kita akan beralih seperti biasanya. Mengakrabi masing-masing lewat dering pesan atau sekedar berkirim pesan suara.

Untuk beberapa waktu kedepan mungkin bisa menyeimbangkan dengan begini. Namun lain kali kita perlu tahu titik temu kita yang lebih baik dari ini.

Selamat malam untukmu yang sedang melepaskan kegelisahan bersama duniamu. Besuk mungkin aku terlalu malu dan jual mahal untuk sekedar kembali menyapamu.

Kamis, 01 Agustus 2013

Getir

Ada getir dihati yang tak sempat kukirimkan padamu. Bukan karena semua terasa berbeda seperti pasangan yang sedang memudar warnanya. Namun, aku terlalu tahu, betapa sabar kau menerimaku sebagai diriku yang seutuhnya, bukan karena kekurangan atau kelebihan. Aku tahu, kau sudah banyak menyimpan luka-luka kecil yang sering kusayatkan tanpa sengaja padamu. Mulanya aku yang merasa terluka berat, padahal mungkin saja tidak. Dan tanpa sadar aku mulai menyayat hatimu perlahan, mungkin dihati bagian atas atau bawah kanan.

Maka perasaan getir inipun segera kutelan lagi. Akan kucoba, tersenyum, pun didepanmu. Aku tahan. Rasanya ingin keluar, tapi kurasa tidak. Tak akan kubiarkan getir ini merasuki-ku dan kemudian melukaimu. Lukamu mungkin saja kecil, tetapi banyak. Ketakutanku, kamu tak tahan dengan semua luka itu. Lalu pergi mencari obatnya, sedangkan aku tersayat luka yang sangat besar, dan mati.








Aku tidak takut mati tanpamu. Tetapi aku takut hidup tanpamu. Sulit untuk pergi dari sini. Ini rumahku. 

Selasa, 14 Mei 2013

Useless

Hal yang paling menyedihkan didunia ini adalah mengetahui "keberadaanku tidak berguna".

I wont ask you to come again. Come, if you need me. If yo dont, you should not come.

Senin, 13 Mei 2013

How this can be.

Huft. they said that we need practising to be good in speaking.  However they dont know how difficult it is.

In other side, I'm an English teacher to be. How come? :(

Rabu, 08 Mei 2013

Dua

Besok adalah tepat dua minggu kepulanganku dari Bali.

Pantai memberiku pelajaran tentang berusaha untuk lebih mengerti ombak yang terus saja mengerecoki dengan suara deburannya, dan dengan air laut yang  menghantam.

Aku tak pernah bisa sehebat pantai. Untuk membuat semua baik-baik saja. Tetapi aku berusaha akan membuat yang tak baik menjadi sedikit lebih baik. Karena aku tahu perjuanganmu mempertahankanku saat ini, seperti pantai yang terus mengerti ombak.

Teruslah mengakrabiku dari dekat. Kalaulah deburanku terlalu keras menghantam, katakan, biar kau tidak kesakitan. Biar kau tidak lelah menjadi pantaiku.

Terimakasih dua tahun ini bersamaku. Tetaplah begini, tetaplah di sini.

Minggu, 05 Mei 2013

Hilanglah Senja

Ternyata percuma menunggu senja datang. Dia hanya datang sebentar kemudian pergi. Bahkan dengan menyisakan sayatan di ulu hati.

"Aku juga sedang tidak ingin menemuimu lagi senja, besok atau seterusnya." Jawabku melalui pesan singkat.

Kata itu tidak pernah kukirimkan sebelumnya. Ini yang pertama, dan rasanya semakin merobekkan hati yang perih ini.

Kamu yang memulainya, dan kamu benar keterlaluan kali ini. Aku tidak akan membuatmu ada lagi di kehidupan. Mulai sekarang, setelah siang akan dilanjutkan malam. Karena Senja sudah hilang.

Sabtu, 16 Februari 2013

Morning-ache

I'm sick of it!
You  asked me doing something, and blamed me in after i did it. If i were wrong, tell me the right one calmly. Don't judge me wrong, slow or others-me-in-your-mind.

You should know that I'll try my best. Even I cannot do it. I'll try. Dont be afraid.

I do need your hugging, your voice in low intonation. I knew that is your character, but would you like to be calm to me. You said that every children has their treatment. You make me understand that the wrong get the punishment, the high voice and your angry. I'll cry then in my bed.
I promise, I won't give my children the same treatment. I'll prove that Angry is not everything. The angry is not the best way in educating children. I'll prove it.

Jumat, 15 Februari 2013

Tak Terlewatkan

Romantis adalah saat ini, saat kita tak berbatas. Begitu dekatnya. Saling menghangatkan. Sembari mendengarkan detak jantung yang sama seperti biasanya namun terdengar lebih indah. Berbagi udara. Tanganmu yang terselip di bawah kepalaku, yang coba kutahan supaya tetap tidak menyakitimu.  Wajahku, wajahmu.

Mungkin diam bukan hal buruk. Kamu yang tertidur, dan aku masih saja terjaga bersama sisa keringat yang tak terseka. Mencoba tidak melewatkan satu detikpun untuk menyadari kita yang sedang bersama.

Selimut bahkan kalah oleh hangatmu yang masih menghantarkannya padaku. Melewati kulit-kulit tak berpelindung. Ku sentuh keningmu.

Kalau saja ada alat yang bisa mengukur rasa ini. Rasa gemuruh di dada yang selalu ingin bersamamu. Mungkin kau akan terkejut. Karena jarumnya akan melewati batas maksimal angkanya. Dan kalaupun ada alat seperti itu. Aku akan diam-diam (mungkin saat kau tidur pulas seperti ini) mencoba mengukur seberapa besar rasamu untukku. Walaupun aku tahu aku tak akan berani melihat hasilnya.

Ya sayang, aku terlalu pengecut. Aku takut kalau saja hasilnya tak sesuai harapanku. Bukannya aku tak percaya, aku hanya takut sakit sayang. Aku takut kau tak memberiku cinta yang sebesar cintaku. Karena itu aku memilih tidak tahu besarnya rasamu. Walaupun terkadang keingintahuanku begitu besar. Membuatku sedikit marah, mempertanyakan "Apa kamu benar-benar mencintaiku?" Namun aku memilih buta tentang rasa cintamu padaku dan tahu aku begitu cinta padamu.

Masih diposisi yang sama. Kamu yang tertidur, dan aku masih saja terjaga bersama sisa keringat yang tak terseka. Meraskan nafasmu yang menyapu wajahku. Mencoba tidak melewatkan satu detikpun untuk menyadari kita yang sedang bersama. 

Well, every moment spent with you
Is a moment I treasure
I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

Bersama lagu I don't want miss a thing - Aerosmith

Jumat, 08 Februari 2013

Memulai

"Merangkak dari mana dulu ya?"

Hanya kebingungan aku harus memulai dari mana. Sebenarnya ada banyak tawaran yang berdatangan. Tapi tidak tahu kenapa, selalu saja ada alasan untuk menolak. Kurang inilah, belum punya itulah. Ribet.

Aku sendiri bingung kenapa begitu. Diorganisasi atau sejenisnya pun aku sudah mulai melakukannya tidak maksimal. Mungkin memang saatnya merangkak dari satu tempat ketempat lain. Mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Hingga tahulah nantinya mau kemana. Semakin cepat semakin baik. Teorinya begitu.

Semoga ini bukan pelampiasan ketakutanku saja. Semoga ada pergerakan. Amin. Waaa banyak plan yang ada dikepala. Bismillah. :)

Rabu, 06 Februari 2013

Ketakutan

Sebatang lilin. Ditengah kegelapan. Menyala. Menerangi. Namun membakar dirinya. Hingga habis tak bersisa.

Mereka hanya butuh pencahayaan dari lilin. Setelah lilin itu mati, hanya sisa yang tak terpakai.

Sekian.Terimakasih atas segala pelajarannya.

Minggu, 03 Februari 2013

Pola

Entah sejak kapan aku percaya hidup itu berpola. Mereka membentuk beberapa kesamaan dari satu hal ke hal lain. Mereka menggambarkan kejelasan hubungan. Mungkin akan sulit untuk dimengerti oleh banyak orang. Tapi sekalinya percaya, semuanya akan tampak begitu jelas.

Nama kecilku mada, aku sering dipanggil begitu oleh keluarga terdekatku. Aku begitu percaya alam diciptakan untuk memberitahu kita tentang apa yang akan terjadi nanti.  Mada kecil begitu terobsesi untuk menghubungkan satu hal dengan hal lain. Seperti halnya jodoh. Percaya atau tidak, Mada sudah mencari-carinya sejak kecil. Mada mencari tanda-tanda yang terdapat pada orang-orang disekelilingnya yang sudah berjodoh dan mencoba menyimpulkan dari beberapa kesamaan. Mungkin orang berjodoh itu mempunyai sedikit kesamaan wajah, perilaku, atau lainnya. Mungkin juga bisa dilihat dari beberapa tanda perulangan nasib. Seluruh saudara sekandung yang mempunyai pasangan yang lebih tampan atau cantik.

Mada kecilpun begitu. Mencoba menerka apa tanda-tanda yang nanti akan diberikan padanya. Terkadang terpikir membalik namanya sendiri atau yang lainnya. Mencari temannya yang bernama adam di SMP atau SMA nya namun mereka hanya teman biasa. Dia mencoba mencari kesamaan antara dia dan kekasihnya dan ada beberapa pola antara pacarnya dulu dan dia. Tapi toh nyatanya mereka tidak bertahan lama. Begitu juga terjadi selanjutnya dan selanjutnya. Sampai sekarang mendapatkan pasangan yang mempunyai nama kebalikan dari namanya dan beberapa orang mengatakan ada kemiripan. Walaupun belum tahu ujungnya.

Memang ada orang bilang itu kebetulan saja. Tapi beberapa kebetulan itu bisa menjadi tanda-tanda adanya pola. Karena alam menghantarkannya untuk kita bukan untuk diabaikan. Alam memberitahu, dengarkanlah.

Kamis, 31 Januari 2013

Siklus

Perputaran. Ada kalanya kita berada di jalan yang datar, kemundian sedikit mendaki, dan akhirnya terjal. Pun tidak akan bisa kita hindari.

Dulu memang kita merasa yang pantas dipilih. Dengan mengirimkan diri untuk diamati, dicermati, apakah kita benar-benar layak dan mampu. Haha. Dan memang akhirnya kitalah yang terpilih. Dengan keraguan kita melangkah menjauhi tempat aman kita. Belajar. Menangis. Tertawa. Bersama. Kita yang dulu bukan siapa-siapa menantantang semua yang didepan. Siapa lagi? Apa lagi? Kapan lagi? Dimana lagi? Siapa takut. Tentu dengan ciri khas anak muda. Berani dan tangguh. Bukankah seperti kata Bung Karno "Bawakan aku tujuh pemuda, maka akan aku taklukan dunia." Seperti itulah kita.

Hingga kita tersandung oleh keangkuhan kita. Kita terjatuh. Tapi tidak lama, karena yang lainnya akan membangunkan kita. "Bangun, pegang tanganku. Bukan saatnya engkau berlama lama disini. Nanti kau tertinggal." Bangkit dan memulai lagi.

Kita menjalin setiap bagian. Semakin hari semakin rapi, semakin taulah kita mana yang harus diperbaiki.

Sampailah saatnya. Kita melihat kedatangan mereka, penjelmaan kita. Yang lebih kuat dan lebih berani. Namun kita tidak akan mati teman, hanya saja tempat ini sudah terlalu aman. Ini sudah menjadi rumah, kawan. Kita bisa datang sesekali saat kita ingin merindui memori.

Teruntuk Fungsionaris ESA tahun 2011. Kalian terlalu hebat untuk dilupakan. Terimakasih. :)